Beberapa waktu yang lalu saya iseng-iseng googling teh premium
Saya ketika di searching keyword “Orange Pekoe
Tidak berapa lama kemudian, Google menginformasikan adanya situs tentang Orang Pekoe Malabar. Wah tentunya ini sangat menarik. Tenyata Malabar, ada memproduksi teh Orange Pekoe. Ketika saya klik, ternyata teh tersebut dijual di Paris. :-(
Ternyata orang perancis banyak yang menyukai teh hitam grade orange pekoe. Belum lama ini, dikebun teh Dewata, saya bertemu dengan Franquize. Beliau adalah seorang penulis, yang juga pecinta teh. Dia membawa sample teh dari Malabar untuk kami coba bersama-sama. Sample yang dia bawa, adalah OPS atau orange Pekoe Souchung.
Di Paris, ada satu cafe teh yang cukup terkenal, yaitu Mariage Freres. Disana dijual teh-teh kualitas premium. Cafe ini cabang, salah satunya di Ginza Jepang. Belum lama ini rekan saya Ratna Somantri, berkunjung ke
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menuliskan pengalaman saya tasting white dari beberapa tempat, seperti Dewata dan Malino. Dalam tulisan tersebut, saya menjanjikan akan mengulas salah satu grade teh yang menarik, yaitu Grey Dragon.
Terus terang saya masih cukup bingung untuk mengklasifikasikan teh ini, dan bagaimana treatmen yang mesti saya lakukan.
Grey Dragon, terbuat dari pucuk daun teh yang belum mekar, sama seperti halnya white tea, hanya prosesnya yang sedikit berbeda. Grey Dragon mengalami semi oksidasi, jadi mirip-mirip teh Oolong. Tetapi tidak mengalami proses pelayuan seperti halnya teh Oolong. Dari bentuk dan warna, sebenarnya teh ini lebih cocok kalau masuk klasifikasi teh hitam. Bukan sekedar Orange Pekoe, menurut saya mestinya bisa disamakan dengan grade STGFOP (Super Tippy Golden Flower Orange Pekoe). Tetapi bedanya, proses produksinya tidak sama dengan teh hitam. Bingung bukan....
Warna teh ini sangat menarik. Warna ungu kehitaman dengan seleret putih di tengahnya. Bentuknya yang runcing seperti jarum, dan agak melengkung, memang memberi kesan seperti bentuk naga. Ditambah seleret putih, memberi kesan perut. Jadi memang cocok, kalau disebut sebagai Grey Dragon. Dari sebuah sumber, saya mendapatkan info, bahwa teh Grey Dragon ini telah menjadi salah satu koleksi dari Mariage Freres. Cukup membanggakan bukan.
Mengenai treatmen menyeduh teh ini, saya diberitahu oleh pak Iskandar salah satu pejabat dari PTPN 8, bahwa teh ini diseduh dengan air mendidih 100 derajat.
Jadi treatment yang dilakukan kurang lebih mirip dengan teh hitam. Dibanding teh dengan White tea, aromanya tentu masih kalah. Bingung juga kenapa bisa begitu, mengingat dari material yang sama. Rasanya sedikit ada kemiripan, hanya grey dragon karena semi fermented, jadi lebih bold. Dengan seduhan yang tepat, bisa didapatkan slighty rasa antara lengkeng dan lechy.