Popularitas teh botol Sosro tentunya sudah tidak diragukan lagi. Bahkan beberapa pemain besar seperi Coca Cola masih tak berdaya dibuatnya. Distribusi Coca cola belum bisa menggeser pasar teh botol. Beberapa pemain yang mencoba memasuki pasar tersebut juga masih terengah-engah untuk mengejarnya. Teh Kita, sudah ada tidak kabar beritanya. Fresh tea masih mencari-cari jati diri.
Sebenarnya apa sih yang membuat teh botol ini begitu popular?
Dari beberapa sumber memang banyak yang mengatakan bahwa kekuatan Sosro ada pada sistem distribusi mereka. Dimana-mana dengan mudahnya dapat ditemukan teh botol sosro. Di kaki
Ya, memang selain dari kekuatan distribusi, brand image teh botol sudah terlanjur melekat kuat di benak konsumen. Beberapa slogan yang kreatif dan kuat tampaknya cukup berhasil meninggalkan citra yang kuat. Seperti slogan terbaru sekarang, apapun makannya minumnya teh botol sosro, Hari-hari teh botol, dsb.
Apakah dengan iklan dan promosi saja sudah cukup untuk menjaga loyalitas konsumennya?
Kekuatan lain dari teh botol adalah pada rasanya. Beberapa konsumen teh botol yang loyal selalu mengatakan rasa teh botol adalah yang terbaik. Wangi melati tidak terlalu kuat, kekenthalan dan rasa manis yang pas, adalah kombinasi terbaik yang dirasakan.
Beberapa pesaing dikatakan ada yang tehnya terlalu entheng, wangi melatinya seperti air rendaman melati.
Jadi tampaknya slogan Sosro ahlinya teh memang bukan sekedar omong kosong belaka.
Sebenarnya sudah lama saya pingin tahu lebih banyak bagaimana tentang teh Sosro.
Beberapa teman berpendapat bahwa teh botol adalah teh hitam, atau paling tidak dicampur dengan teh hitam (untuk mendapatkan warna yang gelap). Pendapat ini didasarkan pada beberapa fakta yang mengatakan bahwa Sosro juga membeli teh dari beberapa perkebunanan teh Nusantara, yang nota bene kebanyakan produksinya adalah teh hitam.
Pucuk dicinta ulam tiba, begitu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keberuntungan saya. Beberapa waktu yang lalu, pak Budi HS, Marketing Manager dari PT. Gunung Slamat, mengundang saya untuk tea tasting di kantornya di bilangan Artha Gading, Jakarta. PT. Gunung Slamat adalah perusahaan yang memproduksi dan memasarkan teh kering dalam kemasan. Sedangkan PT. Sinar Sosro adalah sebagai beverage company yang hanya memproduksi teh dalam bentuk Liquid alias siap minum. Kebutuhan teh kering untuk memproduksi liquid tea dari PT. Sinar Sosro di supply dari PT. Gunung Slamat.
PT. Gunung Slamat memiliki perkebunan teh yang menghasilkan teh hitam dan teh hijau. Khusus untuk teh hitam, mereka juga membeli dari beberapa perkebunan lain di Indonesia.
Dalam kesempatan tea tasting tersebut saya diperkenalkan dengan bapak Ernest. Beliau adalah tea taster yang sangat berpengalaman. Beliau pernah bekerja di PT. Lipton di kawasan Nuwara Eliya, yang dikenal sebagai the campagne of
Menurut pak Ernest, teh hitam untuk digunakan untuk produksi Fruit Tea. Sedangkan untuk teh botol digunakan teh hijau wangi melati.Khusus untuk fruit tea liquid selalu digunakan grade BOP. Sedangkan grade dust dan fanning digunakan untuk produksi teh celup.
“Teh memerlukan 2/3 ruangan untuk mengembang”, demikian penjelasan pak Ernest. “Itu sebabnya, untuk teh celup hanya digunakan grade dust dan Fanning. Kalau digunakan grade BOP, membutuhkan kantong yang besar, dan tentunya tidak efiesien lagi kalau dijual dalam bentuk teh celup”
Khusus untuk teh kering hitam, digunakan grade broken mix. Teh ini dipasarkan dengan merk teh Poci.
Sedangkan untuk teh botol digunakan teh hijau wangi melati premium grade. Grade ini dihasilkan dari proses flavoring teh hijau grade pekoe super dengan melati gambir, atau melati dari gunung. Sedangkan teh hijau wangi melati grade dust digunakan untuk teh wangi melati celup.
“Inilah biangnya teh botol”, kata pak Budi sambil memberikan saya sample teh cap botol premium. Teh ini sebenarnya mirip dengan teh cap botol warna hijau dan biru yang biasa ditemukan dipasaran, bedanya teh ini hampir semua daun besar, dan sangat sedikit sekali terdapat tangkai daun. Wangi melatinya yang tidak terlalu tajam, mengingatkan saya pada aroma dragon pearl, chinese jasmine tea.
“Kami hanya mengambil aroma melatinya saja,” begitu penjelasan pak Budi.
“Bunga melati keringnya kami sisihkan.” Penjelasan pak Budi benar adanya. Meskipun teh cap botol premium ini beraroma lembut wangi melati, tetapi tidak tampak ada serpihan bunga melati di dalam tehnya.
Mengenai beberapa isue yang mengatakan teh botol Sosro dicampur dengan teh hitam, dari awal saya menduga bahwa kemungkinan itu kecil. Salah satu prosedur dalam melakukan tea blending adalah hanya mencampur teh yang sejenis. Jadi teh hitam hanya diblend dengan teh hitam, teh hijau dengan teh hijau.
Saya pernah mencoba mencampur teh putih dengan teh hitam untuk maksud mengambil aroma teh putih yang sangat wangi. Hasilnya saya mendapatkan rasa yang kacau balau.
Hal ini dibenarkan oleh pak Ernest. Jadi menurut beliau tidak mungkin mereka mencampur teh hitam dengan teh hijau. Menanggap isue tentang pembelian teh hitam dari perkebunan nusantara dikatakan bahwa hal tersebut untuk keperluan produksi fruit tea dan teh hitam celup.
Selesai tea tasting, saya mendapatkan bingkisan satu set teh poci dan teh wangi melati cap botol grade premium (khusus teh ini akan saya review dalam tulisan tersendiri).
“Nanti dilain kesempatan saya undang bapak ke Slawi. Disana tea tasting teh wangi melati beda dari tea tasting pada umumnya”, pak Budi memberikan penawaran yang tentu saja saya akan dengan senang hati menerimanya.
Photo-photo lain dapat dilihat di
http://laresolo.multiply.com/photos/album/92/Tea_Tasting_di_kantor_Gunung_Slamat