Monday 29 October 2007

Teh Garut, teh beraroma kopi ringan


Sewaktu berlebaran di kampung istri saya di Garut, saya berkenalan dengan teh Garut yang agak unik. Pertama kali saya minum teh ini, sempat ragu, yang saya minum ini teh atau kopi, karena aromanya sangat mirip dengan kopi. Atau jangan-jangan tekonya yang tercampur bekas tempat menyeduh kopi? Ketika saya tanya Uwak saya, merk teh yang digunakan, dia tunjukkan sebungkus plastik teh dengan tulisan Kopi & Teh cap Ros.
Lha, berarti teh ini dicampur dengan kopi, begitu pertanyaan saya kepada Uwak. Tetapi hal ini tidak dibenarkan oleh uwak saya. Menurut dia, kebetulan si penjual juga jualan kopi. Atau jangan-jangan karena disimpan bersama-sama dengan kopi membuat aroma kopi menyerap ke dalam teh. Asal muasal aroma kopi masih menjadi teka-teki bagi saya.

Pertanyaan saya terjawab ketika saya pergi ke pasar Tradisional. Di sana saya temukan satu hal yang menarik yang mungkin tidak bisa didapatkan di tempat lain. Di dalam pasar, tersedia beberapa Kios teh yang khusus menjual teh kiloan dengan aneka kualitas. Semacam Tea House, tetapi teh yang dijual masih dalam batas teh kelas rakyat. Kios tersebut menjual dua macam teh, yaitu teh merah dan teh hijau. Khusus teh merah hanya tersedia dalam bentuk bubuk, sedangkan teh hijau ada banyak grade yang bisa dipilih. Kualitas paling rendah adalah bubuk teh dengan harga 500 rupiah per ons. Kualitas lain ada yang terdiri dari batang teh semua, ada yang campuran. Kualitas tertinggi dihargai seharga 3,500 rupiah per ons.

Saya coba beli kualitas terbaik, walau secara kasat mata masih tampak beberapa batang teh yang turut tercampur. Dan ketika teh tersebut hendak dibungkus saya ditawari oleh penjual apakah mau dicampur dengan bunga atau tidak. Ketika saya tanya bunga apa, menurut si penjual yang dipakai adalah bunga teh. Karena masih ragu saya minta bunganya di pisah saja.

Sesampainya dirumah, sebelum saya coba seduh saya perhatikan dan cium aroma tehnya. Aroma Gosong. Warnanya juga terlihat hijau kehitaman. Mungkin bagi yang belum tahu, dikira ini adalah teh hitam. Dibandingkan dengan teh merk terkenal seperti Sosro, teh ini jauh lebih hitam dan lebih gosong. Rupanya dari sinilah aroma kopi tersebut muncul. Dan saya masih penasaran dengan bunga teh yang disebutkan si penjual teh tersebut. Bunganya sudah berbentuk bubuk. Ketika saya cium aromanya, rasa-rasanya cukup familiar dengan aroma tersebut. Ya, tidak salah lagi, aroma Camomile. Ternyata bunga yang dibilang bunga teh tersebut adalah Camomile. Cukup unik memang. Kalau selama ini kebanyakan teh selalu dicampur dengan melati, di Garut digunakan Camomile.

Jadi kalau anda bermasalah dengan tukak lambung dan berpantang kopi, tetapi sewaktu-waktu kangen dengan aroma kopi, cobalah teh rakyat dari Garut. Teh dengan aroma kopi. Dan seperti yang saya tulis dalam review saya tentang Camomile tea , yang berkhasiat sebagai obat tidur, campuran camomile pada teh ini tidak akan membuat mata anda begadang seperti halnya sehabis minum kopi.

4 comments:

icHaaWe said...

wah menarik banget teh aroma kopi ini... apa cuma bisa di dapetin di garut aja???
jadi pengen nyoba... aku suka banget minum teh..dan suka banget juga minum kopi ... jdi penasaran teh aroma kopi ini ...

Bambang Laresolo said...

Sebenarnya aroma kopi di dapat dari hasil roasting yang terlalu gosong. Aroma kopi ini bisa di dapat juga di Mugi Cha tau Barley Tea, teh dari biji gandum. Matte dari Brasil juga beroma kopi.

Me said...

Jadi kepingin nih dengan teh jenis ini. Mesti import dati garut nie ya?

Bambang Laresolo said...

Saya masih punya sedikitkoleksinya, tetapi sudah terlalu lama,jadi mungkin sudah kurang berkurang banyak kualitasnya. Nanti kalau ke Garut tak beliin (kapan ya, kok kayak janji-janji surga, lha wong 7 tahun menikah saya baru kesana 4 kali).