Saturday 28 August 2010

Es teh dan Batu ginjal


Tulisan di Vivanews mengatakan, di balik kenikmatan es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan. Penelitian Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.

Seperti dikutip dari laman Times of India, es teh mengandung konsentrasi tinggi oksalat, salah satu bahan kimia kunci yang memicu pembentukan batu ginjal. "Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, es teh jelas menjadi minuman terburuk," kata Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi, yang tergabung dalam penelitian.

Milner mengatakan, teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk yang sama. Hanya, takaran penyajian teh panas biasanya lebih kecil. Logikanya, orang meminum teh panas tak akan sebanyak minum es teh. Jarang orang yang mengonsumsi teh panas saat haus. Berbeda dengan es teh, di mana banyak orang sanggup meminumnya lebih dari segelas saat haus dan udara panas.

Benarkah demikian?

Sudah lama rumor mengenai efek negatif teh terhadap ginjal ini beredar. Sebagai pecinta dan peminum teh, saya merasa berkepentingan untuk meluruskan agar kita lebih bijak bagaimana menyikapi rumor tersebut.

Dari tulisan tersebut, dapat disimpulkan sebenarnya bukan masalah es
tehnya, tetapi kepekatan teh serta jumlah teh yg diminum. Dengan kata lain
jangan minum teh terlalu banyak. Dikatakan minum es teh bisa lebih dari satu
gelas, karena diminum saat haus. Lha saya minum panas, bisa satu teko sendirian,
haus atau tidak haus. Total jumlah teh yang saya minum dalam satu hari berkisar 1-2 liter. Bagaimana ini?

Kalau anda sempat membeli, silahkan cari buka Real Tea Real Hearat, karangan Prawoto Indarto. Berbagai rumor negatif teh dibahas dan dijawab dengan penuh masuk akal, termasuk teh dan efek buruk terhadap ginjal. Saya akan mencoba menyarikannya secara singkat.

Pertama pembentukan batu ginjal terjadi akibat garam dan mineral dalam urine
mengalami kristalisasi. Faktor kualitas air yang sangat berperan. Kepekatan
warna teh (thearubigin)
Sangat dipengaruhi oleh garam mineral dari air yg digunakan.

Kedua, ada jenis batu ginjal kalsium oksalat yg dihubungkan dengan kandungan
asam oksalat dlm teh. Dari penelitian yg pernah dilakukan, kemungkinan asam
oksalat dalam teh hitam membentuk batu ginjal sangat kecil. Bahkan, dari
penelitian yg dilakukan selama 2 minggu, peminum teh kadar asam oksalat dalam
urine sangat rendah.

Ketiga teh memiliki sifat diuretik, sehingga air selalu bergerak, dan
memperkecil kemungkinan terbentuknya kristal.

Ke empat, kandungan kreatin peminum teh tergolong rendah. Ini merupakan indikasi
sehatnya ginjal.

Saya minum teh dari kecil, dan pernah memiliki batu ginjal sehingga harus
dilakukan ESWL. Tetapi faktor pembentukan batu ginjal saya bukan karena teh,
melainkan krn banyaknya kandungan kapur dalam air tanah di daerah saya. Ini
terlihat dari batu ginjal yg terangkat, mirip dengan kerak kapur yg terdapat di
dasar panci masak di rumah.

Jadi menurut saya air putih yg tidak bagus jauh lebih berbahaya dibanding teh.
Setelah batu diangkat, saya hanya minum air putih aqua atau menyeduh teh dng
aqua. Hingga sekarang batu ginjal saya belum terbentuk lagi. Padahal orang yg
memiliki batu ginjal tergolong memiliki bakat terjadinya pembentukan batu
ginjal.

Begitu pendapat saya, selanjutnya terserah anda.

1 comment:

YUNIHARTO said...

setuju sekali pak Bambang, ini meluruskan banyak sekali yang salah tafsir